Biasa dipanggil Kang Deni. Ngora, Nyantri, Nyakola. Sosok muda enerjik, pemimpin organisasi pemuda islam di Jawa Barat, Gerakan Pemuda Ansor. Saban minggu, sejak tahun 2010-an tanpa lelah menjelajah desa dan kota se antero Jabar mendidik generasi muda agar mencintai agama dan bangsa.
Lahir dari khazanah tradisi Islam yang kuat. Pesantren merupakan bagian dari jejak kehidupannya sejak belia. Ditopang cakrawala pengetahuan di dunia kampus. IAIN Bandung dan Unpad sempat ia singgahi. Namun baginya, kehidupan adalah medan pembelajaran yang sesungguhnya.
Kesaksian saya, Kang Deni pribadi yang egaliter. Bergaul tanpa batas, baik dengan "kalangan elit" maupun "kaum alit". Lintas batas golongan, suku, dan agama. Baginya, yang terpenting ditengah masyarakat yang beragam ini adalah saling bergandeng tangan berkhidmat untuk bangsa dengan sumberdaya utama sesuai potensinya masing-masing.
Kapan dan dimanapun, yang tak tertinggal dari dirinya, baik dipanggung diskusi, ceramah ilmiah maupun obrolan santai adalah citarasa humornya yang tinggi, terkadang membuat orang terpingkal-pingkal nyeri kulit beuteung. Selalu menyegarkan. Karenanya, Ia sosok tepat ditengah kebekuan panggung politik nasional yang kerap penuh perseteruan.
Dalam hajat pemilu 17 April 2019 yang akan datang, Kang Deni "dipaksa" maju untuk menjadi senator DPD RI perwakilan Jawa Barat. Ya, Ia maju bukan atas kehendak pribadi dirinya. Ia tampil karena tuntutan dan kebutuha zaman. Terpikul mandat komponen masyarakat Jabar dipundak Deni Ahmad Haidari, menjadikan Jabar sebagai pilar penting NKRI dalam mewujudkan masyarakat Baldatun thoyyibatun warobbun ghofur.
Tong hilap Deni Ahmad Haidari, Nomer opat tilu (43) dina sampul surat suara anu beureum.
Kampung Mahmud, 05 Februari 2019
Yang bersaksi,
EDI RUSYANDI (Urang Lembur Sawah, Cipongkor, Kab. Bandung Barat)
1 komentar:
Sae pisan. .